“Hal pertama yang selalu membuatku
semangat saat berangkat sekolah ialah teman sebangkuku”.
Hai teman, sekarang aku bicara tentangmu,
meskipun engkau sudah pergi dari kami. Pendeskripsian akan dirimu mungkinlah
berbeda dari versiku dan versi teman SMPmu. Karna kita hanya 1 SD dan tak
bersatu saat SMP. Aku mulai mengenalmu, dimulai sejak saat itu kau menjadi
teman sebangku-ku kelas 2 di bangku Sekolah Dasar. Sekarang harusnya kita
sama-sama merasakan masa-masa SMA.
Surat kecil yang tak berarti ini
mungkin dapat meleburkan kerinduanku akan dirimu disana. Aku begitu
merindukanmu taman, entah bagaimana harusku gambarkannya.
3 tahun aku di negri orang, terpisah
dari kalian, dari ledek canda jenakamu, dari tingkah anehmu, dari segala hal yg
kau lakukan dan kurasa lucu, dari semua cetusanmu, dan dari senyummu. Ntahlah, malam
ini aku begitu rindu akan dirimu, maka blog-kulah yang menjadi sasarannya. Aku ingin
dunia tahu, bahwa kau bahagia disana, agar mereka selalu mendoakanmu abadi
dalam kebahagian itu.
Begitu inginnya
aku menemui jasadmu pagi itu, aku ingin lari pergi kerumahmu Dan keinginan itu,
lebur bersama derai air mata dalam ujian sekolahku., jarak dan waktu tak
mengizinkanku mengantarmu kembali ke “rumah”mu. Teman ketahuilah bahwa jauh
sebelum hari itu aku ingin mengatakan bahwa kau harus sembuh dari penyakitmu,
jangan tinggalkan kami! Kau harus bertahan demi kami! Kita harus bertemu
setelah 3 tahun lalu
Haruskah ini
terucap disamping batu nisanmu kawan?
Abil Tegar Prasetyo {}