Selasa, 27 Agustus 2013

Jadi, jangan Suudzon Dulu Yaaa ;)

Terkadang ketika hal yang kita minta kepada Allah tidak dikabulkan, seringkali kita merasa bahwa Allah sudah tidak peduli lagi terhadap diri ini. Memang sulit dipungkiri, rasa kecewa itu pasti ada, meski dengan sangat hati-hati kita telah menutupinya. Tidak sedikit orang yang berputus asa, ketika segala cara (ikhtiar) telah mereka lakukan, lalu mereka bertawakkal, tapi hasil yang didapat jauh dari target yang telah ditetapkan. But, there is one thing you must belive that Janji Allah Itu Pasti Ada. "Belum tentu hal yang baik menurutmu adalah baik untukmu, tetapi belum tentu juga hal yang buruk menurutmu adalah buruk bagimu" kurang lebih ini adalah terjemahan dari sepenggal ayat Al-Qur'an, surat cinta Allah kepada hambaNya.
Sebenernya apa yang mau saya bicarakan sekarang adalah pengalaman kekecewaan saya terhadap Dia. ini FAKTA! Sebelum UN SMP bulan april lalu, saya selalu bangun untuk menangis didalam tahajjud agar Allah memberikan nem di atas 36,00 kepada saya. Maksud saya, agar rata-rata nilainya bisa 9komasekian. Setiap malam selalu saya kerjakan! tidak ketinggalan semangatnya saya mondar-mandir kantor untuk melihat nilai yang kalau-kalau ada yang harus diperbaiki. Saya tahu bahwa SMA nanti, saya sudah pasti masuk ke Negri, jadi yaaa nem sangat diperlukan dalam proses ini, agar saya dapat meraih SMA terbaik yang ada di Bengkulu (oiya, SMA ini saya disuruh orang tua pulang ke Bengkulu, ceritanya balik kampung halaman -_-). 
UN selesai, tinggal menunggu hasilnya. Saat itu, begitu optimisnya saya bahwa Allah akan memberikan nilai terbaik yang sudah saya diskusikan selama tahajjud kepadaNya. Al hasil, saya hanya bisa tersenyum dan tetap ber-Alhamdulillah meski nilai yang saya terima dibawah itu semua. 35,20. Alhamdulillah masih besar, tetapi karna saya dari luar kota (ditinjau dari bengkulu, kan saya awalnya dari bandung) akhirnya saat melamar di SMA-SMA yang ada di kota Bengkulu, nem saya dikurangi 2,50. Jadi, total akhir nem saya itu 32,7.
Tahun ini penerimaan siswa/i SMA di Bengkulu melalui sistem dinas. Bingung ya? jadi gini, setiap yang mau daftar SMA bisa langsung melalui nem tanpa test. Mendaftarnya juga bukan disekolah yang kita mau, tapi langsung ke dinas setempat, melalui online. Dan di online itu ada pilihan sekolah yang kita minati. Minimal 3 sekolah bisa kita pilih. Semua sekolah yang ada di kota bengkulu sudah di data dan diurutkan sesuai dengan kualitas dan kwantitasnya. Katakanlan SMA A berada di poling ter-atas dan SMA B berada tepat dibawahnya. Dari sejak lama sebelum kelulusan, saya sudah sepakat dengan diri saya agar bisa masuk SMA A, meski saya tahu SMA A dan B tidak jauh berbeda kualitasnya. 
Mendaftar sudah, meninggalkan bandungpun sudah terlaksana sebelum mendaftar. Sedih gak? sangat! tapi, sungguh tak ada arti kesedihan meninggalkan Bandung dibanding harus menolak keinginan orang tua :) balik lagi ke awal, ikhtiar udah, tawakkal apalagi, beuh pasrah banget malah. Memohon agar masuk ke SMA A udah tunggang tunggit saya lakukan. Alhamdulillah nem terkecil yang diterima di SMA A adalah 32,8, NYARIS! o,1 selisih dari nilai saya yang sudah dikurangi. Nah, disini saya merasa bahwa mungkin saya melakukan kesalahan sehingga membuat Allah cuek terhadap doa-doa saya. PDKT saya lakukan kembali, berusaha menyalahkan diri agar Allah tak bersalah, itu adalah secuil prinsip hidup yang pernah saya terima saat masih di Daarul Qur'an Bandung. Tapi syukurlah, kepala sekolah SMA A sudah melihat hasil nim murni saya tanpa dikurangi 2,50 tadi. Saya ditawarkan masuk ke SMA A di semester 2 tahun ini (2013-2014) dengan syarat saya harus mengikuti pelajaran selama 1 semester di SMA B. Saya terima!
Kurikulum 2013 membawa kami para siswa SMA untuk melakukan penjurusan di awal tahun kelas 10. SMA saya (SMA B) waktu itu memiliki kapasitas 5 kelas IPA dan 3 Kelas IPS dan 1 kelas Bahasa. Kelas Bahasa akhirnya ditutup, karna dari 200 orang lebih yang minat di bahasa hanya 2 orang saja. Jadi tinggallah 5 kelas IPA dan 4 Kelas IPS. Hasil dari voting kelaspun tak seimbang, harusnya 60% IPA dan 40% IPS tapiiii ini malah 85% IPA dan IPSnya hanya 15%. Maka dari itu dilakukanlah test tulis secara serentak untuk jurusan IPA. Sambil menunggu hasil takdir saya dikelas mana, saya putuskan untuk bersantai bareng teman-teman baru saya :D Selang beberapa hari, pengumuman kelaspun keluar, dapet kabar dari temen bahwasanya saya masuk IPA A, alhamdulillah :) tapiii tidak lama setelah itu teman saya memberi tahu bahwa saya dipanggil oleh TU. " Perasaan saya baru masuk deh, masa langsung nunggak uang bayaran sekolah?" berbagaimacam pikiran dan ketakutan memanggil nama saya-_- maklum lah, anak baru belum sempet belajar eh udah dipanggil TU-_- ini sedikit dialog saya dan bapak TU yang memanggil saya:
Saya : " Ada apa pak? "
Bapak : " Nomor Ayah berapa "
Saya : " 0853xxxxxxx " cemas, kok malah minta nomer papa saya-_-
Bapak : " Nomor ibuknya berapa "
Saya : " 0852xxxxxx . Untuk apa pak? " tambah cemas-_-
Bapak : " Jawab saja! Nomor kamu berapa? "
Saya : " 0853xxxxx" sayapun terdiam.
Bapak : " Nak, mau masuk akselerasi? kelas aksel kekurangan 2 orang siswa, mangkanya kami ambil dari test penjurusan reguler ini. Nilaimu tertinggi! "
Saya  : (terdiam dan tidak percaya. maklumlah saya ini keluaran pesantren, yang dari SMP Negri saja belum tentu bisa jebol test aksel.)" gabisa jawab pak, harus tanya mama dulu "

Singkat cerita mama mengizinkan. Dan saya urung pindah ke SMA A. karena meski SMA A berada di poling ter-atas se-kota bengkulu, tapi yang hanya mempunyai akselerasi cuma SMA B!

Disini saya tdak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi apabila kita sadari teman-teman, seandainya nim saya saat itu benar menjadi 36,00 dan saat dikurangi 2,50 masih menjadi 33,50 dan saya akhirnya masuk ke SMA A, kesempatan untuk akselerasi itu jauuh ada dipegangan saya. Lumayan kan hemat setahun. 
Baru saya sadari, INI JANJI TUHAN! dulu SMP saya meminta masuk akselerasi tapi saya tinggalkan demi Pesantren Daarul Qur'an Bandung, dan sekarang semuanya terealisasikan, ALHAMDULILLAH!

Percayalah para pembaca yang budiman, Janji Allah itu ADA! :-