Jumat, 06 Desember 2013


“Hal pertama yang selalu membuatku semangat saat berangkat sekolah ialah teman sebangkuku”.

Hai teman, sekarang aku bicara tentangmu, meskipun engkau sudah pergi dari kami. Pendeskripsian akan dirimu mungkinlah berbeda dari versiku dan versi teman SMPmu. Karna kita hanya 1 SD dan tak bersatu saat SMP. Aku mulai mengenalmu, dimulai sejak saat itu kau menjadi teman sebangku-ku kelas 2 di bangku Sekolah Dasar. Sekarang harusnya kita sama-sama merasakan masa-masa SMA.

Surat kecil yang tak berarti ini mungkin dapat meleburkan kerinduanku akan dirimu disana. Aku begitu merindukanmu taman, entah bagaimana harusku gambarkannya.

3 tahun aku di negri orang, terpisah dari kalian, dari ledek canda jenakamu, dari tingkah anehmu, dari segala hal yg kau lakukan dan kurasa lucu, dari semua cetusanmu, dan dari senyummu. Ntahlah, malam ini aku begitu rindu akan dirimu, maka blog-kulah yang menjadi sasarannya. Aku ingin dunia tahu, bahwa kau bahagia disana, agar mereka selalu mendoakanmu abadi dalam kebahagian itu.

Begitu inginnya aku menemui jasadmu pagi itu, aku ingin lari pergi kerumahmu Dan keinginan itu, lebur bersama derai air mata dalam ujian sekolahku., jarak dan waktu tak mengizinkanku mengantarmu kembali ke “rumah”mu. Teman ketahuilah bahwa jauh sebelum hari itu aku ingin mengatakan bahwa kau harus sembuh dari penyakitmu, jangan tinggalkan kami! Kau harus bertahan demi kami! Kita harus bertemu setelah 3 tahun lalu

Haruskah ini terucap disamping batu nisanmu kawan?
Abil Tegar Prasetyo {}



Kamis, 14 November 2013

nge-Fiksi yuk! ;)

~Cinta Datang Terlambat~
Sendirian di dalam kelas itu memang membosankan, tapi tidak jika sudah menjadi kebiasaan. “Alah bisa karena biasa” gitu sih kata pepatah. Selesai nonton bareng satu sekolah ternyata lelah juga, bukan lelah karena nontonnya, tapi lelah karena asyiknya ngumpul bareng teman. Mungkin itu sebabnya aku sendirian di dalam kelas ini, semua sudah kelelahan dan beristirahat di dalam kamar masing-masing. Kebetulan kami ini anak asrama, anak Boarding School tepatnya.
Aku? Haha terkadang memang ada masanya ketika seseorang menginginkan kesendirian. Untuk saat ini, aku ingin menyendiri terlebih dahulu, mengingat kasus yang sedang berusaha aku selesaikan. Aku menyukai teman sebayaku sendiri! Menurutku ini kasus. Kasus yang harus segera diselesaikan. Soalnya, selalau mengganggu ketenangan pribadiku. Melihatnya, suaranya, dan panggilan khasnya kepadaku itu sering membuat cabang pikiranku bertambah, ya, memikirkannya.
Baru saja berniat untuk menyelesaikannya, tiba-tiba di pintu kelasku berdiri seorang laki-laki yang mempunyai panggilan khas kepadaku itu, “ Dis, bisa bicara sebentar? “. Ya, dia memanggilku “Didis”. Sebenernya itu panggilan khusus untuk keluargaku saja, menurutku itu adalah panggilan sayang, soalnya dari nama asliku saja tak tersenggol sedikitpun kata “Didis” tersebut. “Mahelik Putri” itu namaku, dan teman-temanku yang lain biasa menyapaku dengan “Elik”, dan menurut lelaki itu  “Didis itu panggilan sayang, yang sayang berarti memanggilmu Didis.” Entah apalah maksudnya.
“ Sok, silahkan masuk aja, masa nangkring di pintu gitu?” jawabku santai, tapi jujur jantungku makin lama makin kencang degupnya. Dan bodohnya aku sangat terlihat terbata-bata saat menjawab setiap pertanyaannya. Sebenernya tak banyak yang dibicarakan, ia hanya bertanya “Seandainya aku ingin menjagamu tapi tidak menjadi pacarmu, kau bisa terima?” dengan nada datarnya, pertanyaan itu melontar seperti tak bersalah. “Apa aku punya alasan yang akurat untuk menolak? Tawaran bagus, lalu apa statusmu bagiku?” jawabku. “Kau bisa panggil aku Kadan, aku mau menjagamu seperti aku menjaga adikku sendiri.” Jawab Muhammad Dani.
Sebenarnya aku kecewa, tapi yasudahlah. Akhirnya aku mengikuti akadnya saja, menjadi adik mungkin itu lebih baik. Sekedar adik, tak akan lebih, dan jangan pernah kepedean jika diperlakukan lebih, karena aku hanya adik, hanya adik.
Benar ternyata, aku merasa seperti ada kakak, bukan pacar atau teman istimewa, dia begitu memerankan apa yang ia katakan. Mungkin sebelumnya dia sudah tahu apa yang aku rasakan, dan untuk menutupi rasaku itu mungkin saja dia berinisiatif bertindak sebelum aku yang menjauh. Kalau orang “cinta ditolak, dukun bertindak”, tapi untukku “kau tak peka, maka kita berbeda”, berbeda berarti tak sama, sudah tahu tak sama ngapain harus bersama? Nah satu hal lagi yang aku suka dari Dani, eh maksudku Kadan adalah dia selalu peka dengan gerak-gerikku.
                                                                  ***
Sudah hampir satu tahun kakak-adik ini berjalan. Akupun tak pernah menempatkan diri sebagai hal istimewa dihadapannya, tingkahku seperti biasa, bahkan beberapa aibku sudah diketahuinya. Contoh, di hari libur terkadang aku mengharamkan air untuk mandi haha, malas sekali rasanya. Seingatku kami memulai semuanya itu bulan Juli tahun 1996, sekarang sudah Juni 1997. Sekarang Juni? Okedeh, itu tandanya ulang tahun dan perpisahan serta kelulusan sekolahpun tinggal menghitung hari. Terhitung dari sekarang, ulang tahunku 10 hari lagi, dan perpisahan sekolah 15 hari lagi.
Dari dua bulan yang lalu, teman-temanku yang lain selalu mengejek-ejek aku dan Kadan, meski terkadang aku ataupun Kadan memang sering salah tingkah saat di cie-ciekan. Tapi kami anggap itu semua hanya humor saja, toh aku juga tak yakin Kadan menyukaiku lebih dari adik.
Tiba-tiba saja sms Kadan muncul di layar HP-ku, “darimana Kadan bisa sms? Bukannya HP dikumpulin di Boarding?” tanyaku dalam hati dan langsung ku ketik di HP lalu dikirim ke Kadan. Oh, ternyata Kadan pulang ke pulaunya, Sulawesi. Disini, di kota Parahyangan yang ramai ini, aku merasa menjadi sepi sekali. UAS sudah, Ujian Praktik sudah, UN-pun juga sudah, jadi untuk apalagi diam di Boarding ini? Mending pulangkan?. Tindakan Kadan emang tepat. Tapi ntah kenapa aku malas sekali pulang, rumahku jauh soalnya, di daerah Cicaheum haha, sebenernya hanya se-jengkal sih dari Boarding.
“Dis, sepertinya saya sudah tidak bisa lagi jadi kakak kamu deh..” tiba-tiba aku terdiam oleh sms Kadan .
“ Kenapa kak? Gara-gara kita bakalan jauh ya nantinya? “ Tanyaku.
“ Mungkin itu faktor lainnya..” jawab Kadan
“ Jadi faktor utamanya apa? Kadan udah punya pacar ya? Jadi takut sama pacarnya?”
“ Tidak.. tidak.. tidak sama sekali. Aku saat ini sedang tidak menyukai siapa-siapa! Tenang sajaa..”
Aku bingung, kenapa Kadan begitu histerisnya saat ku ungkit masalah pacar.
“ Lalu apa alasan utamanya, Kadan?” tanyaku lagi.
“ Kau pernah dengar tentang perkataan teman kelas kita beberapa bulan yang lalu? Aku harap kau paham maksudku ini. Aku tak ingin lagi menjadi kakakmu, karna aku menyayangimu lebih dari sekedar adik. Sebentar lagi HP-mu akan dikumpulkan, waktu penggunaan HP akan segera habis. Segeralah jawab! Menurutmu, apakah pantas aku berbicara seperti ini? Apa sama yang kita rasakan sekarang?”. Tak tahu harus berkata apa, tapi yang pasti aku harus jujur.
“Makasih Kadan buat semua pengakuannya, tapi jujur untuk H-15 perpisahan kita ini, sampai sekarang aku masih menganggapmu seperti kakakku” jawabku sekaligus menutup smsan kami pada sore itu, soalnya Ibu Boarding sudah teriak-teriak agar HP segera dikumpulkan kembali kepada Boarding.
Hari-hari terus berjalan. Hingga H-7 kelulusan, kuputuskan untuk pulang saja, bosan juga ternyata. Anehnya, selama diperjalanan pulang itu, smsan aku dan Kadan yang terakhir kemarin berulang kali kubaca. “Aku rindu kak” tiba-tiba saja hatiku bicara. Nah, mulai dari sanalah aku merasa ada yang berbeda dengan  diriku ini.
H-5 kelulusan. Itu artinya hari ini adalah hari ulang tahunku. Sedikit beraninya ku balas sms Kadan dengan pertanyaan semacam ini, “ Kak, aku mau ngungkit pembicaraan kita 10 hari yang lalu. Seandainya hari ini, di hari ulang tahunku ini, aku putuskan bahwa kita punya rasa yang sama, bagaimana kak? Apa ini telat bagiku?” haduuh.. jariku gemetaran. “Tak ada kata terlambat, meski 5 hari lagi kita akan terpisah. Kau akan melanjutkan sekolahmu di Bandung itu dan aku harus kembali ke Sulawesi..” jawab Kadan. Meski aku tahu, ini sangat terlambat.
                                                                      ***
Kabar kepulangan Kadan sudah sampai ke telingaku. Kadan baru sampai tadi malam. Aku sudah 2 hari di Boarding. kembali lagi untuk mempersiapkan diri atas hari esok yang dinanti-nanti. Kelulusan lalu perpisahan.
Ini adalah hari H-nya. Ijazah dan semua berkasku sudah ada ditangan. Semua koper dan tas jinjingku sudah siap, tinggal diangkut lalu dimasukkan mobil dan berangkat. Tapi sebelum semua itu terjadi, aku harus menemui Kadan terlebih dahulu, harus! Sedih rasanya harus mengetahui bahwa Kadan harus kembali ke Sulawesi. Mungkin hari ini adalah hari terakhir untukku dan Kadan bertemu, entah kapan lagi bisa seperti dulu.
“Kadaaannn…!!”  aku berlari dan kakiku terhenti di jarak sekitar satu meter di hadapan Kadan.
“ Didis, ini buatmu, di jaga baik-baik. Maafkan Kadan hanya bisa berikan ini. Didis jaga diri juga jaga hati.” Sambil mengulurkan tangannya yang berisi peci. Kadan menyerahkan peci kesayangannya kepadaku, meski sedikit lusuh, tapi inilah Kadan, terkenal dengan pecinya yang rutin dipakai kemana-mana. Dia lelaki yang shaleh, menurutku dan menurut semua orang di Boarding. Air mataku tak terbendung, mengalir terus. Tapi tak ku beranikan untuk memamerkan padanya.
            Tak lama barulah kuangkat kepalaku untuk melihat orang yang kusayangi pergi masuk ke mobil hitam itu. Ia  pergi bersama semua bayang serta lambaian tangannya.  Yang tertinggal hanya semua kenanganku bersamanya.
            “Kadan… tak akan ada yang menggantikanmu, aku menjamin itu” Mahelik Putri.
 Sesampainya di rumah, aku mencoba memakai peci Kadan. Tiba-tiba saja secarik kertas terjatuh dari dalam peci tersebut. “ Kepada adikku, Mahelik Putri. Aku ada dalam prasangkamu, jangan takut. Jangan khawatir bila jarak memisahkan kita. Dan dengan surat ini, aku memutuskan untuk menghentikan komunikasi kita, sampai takdir Tuhan mempertemukan kita kembali, dalam kesuksesan masing-masing tentunya. Mahelik Putri, aku mohon, jaga hatimu dan jangan terlalu meikirkanku.” Lewat suratnya, Kadan membuat air mata ini tambah tidak terbendung. Aku ingin penjelasan Kadan! Apa maksudnya menghentikan komunikasi? Aku harus menghubungi Kadan! Harus.
“kosong lapan lima tujuh dua puluh tujuh empat tiga tujuh dua lima” ucapku sambil memencet tombol handphone.
Dari ujung sana, aku mendapat jawaban “Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan..” 

Selasa, 27 Agustus 2013

Jadi, jangan Suudzon Dulu Yaaa ;)

Terkadang ketika hal yang kita minta kepada Allah tidak dikabulkan, seringkali kita merasa bahwa Allah sudah tidak peduli lagi terhadap diri ini. Memang sulit dipungkiri, rasa kecewa itu pasti ada, meski dengan sangat hati-hati kita telah menutupinya. Tidak sedikit orang yang berputus asa, ketika segala cara (ikhtiar) telah mereka lakukan, lalu mereka bertawakkal, tapi hasil yang didapat jauh dari target yang telah ditetapkan. But, there is one thing you must belive that Janji Allah Itu Pasti Ada. "Belum tentu hal yang baik menurutmu adalah baik untukmu, tetapi belum tentu juga hal yang buruk menurutmu adalah buruk bagimu" kurang lebih ini adalah terjemahan dari sepenggal ayat Al-Qur'an, surat cinta Allah kepada hambaNya.
Sebenernya apa yang mau saya bicarakan sekarang adalah pengalaman kekecewaan saya terhadap Dia. ini FAKTA! Sebelum UN SMP bulan april lalu, saya selalu bangun untuk menangis didalam tahajjud agar Allah memberikan nem di atas 36,00 kepada saya. Maksud saya, agar rata-rata nilainya bisa 9komasekian. Setiap malam selalu saya kerjakan! tidak ketinggalan semangatnya saya mondar-mandir kantor untuk melihat nilai yang kalau-kalau ada yang harus diperbaiki. Saya tahu bahwa SMA nanti, saya sudah pasti masuk ke Negri, jadi yaaa nem sangat diperlukan dalam proses ini, agar saya dapat meraih SMA terbaik yang ada di Bengkulu (oiya, SMA ini saya disuruh orang tua pulang ke Bengkulu, ceritanya balik kampung halaman -_-). 
UN selesai, tinggal menunggu hasilnya. Saat itu, begitu optimisnya saya bahwa Allah akan memberikan nilai terbaik yang sudah saya diskusikan selama tahajjud kepadaNya. Al hasil, saya hanya bisa tersenyum dan tetap ber-Alhamdulillah meski nilai yang saya terima dibawah itu semua. 35,20. Alhamdulillah masih besar, tetapi karna saya dari luar kota (ditinjau dari bengkulu, kan saya awalnya dari bandung) akhirnya saat melamar di SMA-SMA yang ada di kota Bengkulu, nem saya dikurangi 2,50. Jadi, total akhir nem saya itu 32,7.
Tahun ini penerimaan siswa/i SMA di Bengkulu melalui sistem dinas. Bingung ya? jadi gini, setiap yang mau daftar SMA bisa langsung melalui nem tanpa test. Mendaftarnya juga bukan disekolah yang kita mau, tapi langsung ke dinas setempat, melalui online. Dan di online itu ada pilihan sekolah yang kita minati. Minimal 3 sekolah bisa kita pilih. Semua sekolah yang ada di kota bengkulu sudah di data dan diurutkan sesuai dengan kualitas dan kwantitasnya. Katakanlan SMA A berada di poling ter-atas dan SMA B berada tepat dibawahnya. Dari sejak lama sebelum kelulusan, saya sudah sepakat dengan diri saya agar bisa masuk SMA A, meski saya tahu SMA A dan B tidak jauh berbeda kualitasnya. 
Mendaftar sudah, meninggalkan bandungpun sudah terlaksana sebelum mendaftar. Sedih gak? sangat! tapi, sungguh tak ada arti kesedihan meninggalkan Bandung dibanding harus menolak keinginan orang tua :) balik lagi ke awal, ikhtiar udah, tawakkal apalagi, beuh pasrah banget malah. Memohon agar masuk ke SMA A udah tunggang tunggit saya lakukan. Alhamdulillah nem terkecil yang diterima di SMA A adalah 32,8, NYARIS! o,1 selisih dari nilai saya yang sudah dikurangi. Nah, disini saya merasa bahwa mungkin saya melakukan kesalahan sehingga membuat Allah cuek terhadap doa-doa saya. PDKT saya lakukan kembali, berusaha menyalahkan diri agar Allah tak bersalah, itu adalah secuil prinsip hidup yang pernah saya terima saat masih di Daarul Qur'an Bandung. Tapi syukurlah, kepala sekolah SMA A sudah melihat hasil nim murni saya tanpa dikurangi 2,50 tadi. Saya ditawarkan masuk ke SMA A di semester 2 tahun ini (2013-2014) dengan syarat saya harus mengikuti pelajaran selama 1 semester di SMA B. Saya terima!
Kurikulum 2013 membawa kami para siswa SMA untuk melakukan penjurusan di awal tahun kelas 10. SMA saya (SMA B) waktu itu memiliki kapasitas 5 kelas IPA dan 3 Kelas IPS dan 1 kelas Bahasa. Kelas Bahasa akhirnya ditutup, karna dari 200 orang lebih yang minat di bahasa hanya 2 orang saja. Jadi tinggallah 5 kelas IPA dan 4 Kelas IPS. Hasil dari voting kelaspun tak seimbang, harusnya 60% IPA dan 40% IPS tapiiii ini malah 85% IPA dan IPSnya hanya 15%. Maka dari itu dilakukanlah test tulis secara serentak untuk jurusan IPA. Sambil menunggu hasil takdir saya dikelas mana, saya putuskan untuk bersantai bareng teman-teman baru saya :D Selang beberapa hari, pengumuman kelaspun keluar, dapet kabar dari temen bahwasanya saya masuk IPA A, alhamdulillah :) tapiii tidak lama setelah itu teman saya memberi tahu bahwa saya dipanggil oleh TU. " Perasaan saya baru masuk deh, masa langsung nunggak uang bayaran sekolah?" berbagaimacam pikiran dan ketakutan memanggil nama saya-_- maklum lah, anak baru belum sempet belajar eh udah dipanggil TU-_- ini sedikit dialog saya dan bapak TU yang memanggil saya:
Saya : " Ada apa pak? "
Bapak : " Nomor Ayah berapa "
Saya : " 0853xxxxxxx " cemas, kok malah minta nomer papa saya-_-
Bapak : " Nomor ibuknya berapa "
Saya : " 0852xxxxxx . Untuk apa pak? " tambah cemas-_-
Bapak : " Jawab saja! Nomor kamu berapa? "
Saya : " 0853xxxxx" sayapun terdiam.
Bapak : " Nak, mau masuk akselerasi? kelas aksel kekurangan 2 orang siswa, mangkanya kami ambil dari test penjurusan reguler ini. Nilaimu tertinggi! "
Saya  : (terdiam dan tidak percaya. maklumlah saya ini keluaran pesantren, yang dari SMP Negri saja belum tentu bisa jebol test aksel.)" gabisa jawab pak, harus tanya mama dulu "

Singkat cerita mama mengizinkan. Dan saya urung pindah ke SMA A. karena meski SMA A berada di poling ter-atas se-kota bengkulu, tapi yang hanya mempunyai akselerasi cuma SMA B!

Disini saya tdak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi apabila kita sadari teman-teman, seandainya nim saya saat itu benar menjadi 36,00 dan saat dikurangi 2,50 masih menjadi 33,50 dan saya akhirnya masuk ke SMA A, kesempatan untuk akselerasi itu jauuh ada dipegangan saya. Lumayan kan hemat setahun. 
Baru saya sadari, INI JANJI TUHAN! dulu SMP saya meminta masuk akselerasi tapi saya tinggalkan demi Pesantren Daarul Qur'an Bandung, dan sekarang semuanya terealisasikan, ALHAMDULILLAH!

Percayalah para pembaca yang budiman, Janji Allah itu ADA! :-

Sabtu, 16 Februari 2013

tentang UN

"GALAU ?"

Maksud saya bukan galau karena judul, tapi judulnya memang benar-benar galau.
Nah teman teman, dalam menghadapi UN, kita semua harus galau dan mempercayai galau. Karena disinilah kita dapat meluapkan segala keinginan dan harapan kita. Termasuk lulus dengan nilai yang memuaskan. Galau itu baik kok, bahkan sangat di anjurkan. Karena ketika kita dapat memahami apa sebenernya arti dari galau ini, insyaAllah dikit demi sedikit permasalahan dan keluhan kita akan berkurang. Kira kira apa ya arti dari galau ? jangan salah kaprah dulu. Saya berbicara galau disini, bukan galau yang sering di alami anak muda zaman sekarang, apalagi galau karena di putusin pacar, bukaann..  tapi galau yang saya maksud adalah  galau yang di singkat menjadi God Always Listening And Understanding  yang artinya, “Allah itu selalu mendengar dan mengerti” maka dari itu untuk menghadapi Ujian Nasional baiknya kita selalu berserah diri ke Allah dan jangan lupa juga untuk Ikhtiar. Karena kunci kesuksesan seseorang itu ada pada ikhtiarnya, dan sudah umum pastinya, rumus dari sebuah kesuksesan adalah ketika Ikhtiar yang kuat + do’a yang khusu’ + tawakkal yang di iringi sabar, dikerjakan dengan ikhlas. Mau buktinya? Coba aja sendiri!
Sebenernya dan sesungguhnya UN itu bukan sesuatu yang harus kita takutkan, tapi harus kita hadapi! Pertanyannya , ketika kita sudah memahami galau dan rumus sukses, kenapa harus takut!?! Innallaha ma’ana, seusungguhnya Allah itu bersama kita.
Innamal ‘amalu binniyaati, wa innama likulli ri im ma nawaa.. “segala sesuatu itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan” hadis riwayat Bukhori Muslim. Maka dari itu, kalau mau masang niat untuk UN jangan setengah setengah, jangan cuma yang penting lulus. Kalau kaya gitu nanti kesana kesananya juga pakek kata “yang penting” . yang penting masuk SMA lah, yang penting sekolah lah, ntar malah keceplosan bilang yang penting bisa nikah, haduuh.. it’s not funny right?
Niatkan dalam dalam dihati, saya ingin lulus dengan nilai yang memuaskan, agar orang tua dan sekolah bisa bangga dengan saya, eitss jangan pesimis dulu, inget GALAU.. Allah itu selalu mendengar dan mengerti. insyaAllah kalau niat kita lurus dan niat kita baik, semua urusan di lancarkan olehNya #amiin amiin ya robbal’alamin
Teman-teman semuanya, disini saya bukan untuk mendiktekan kalian, tapi kita disini sama sama belajar menjadi terbaik diantara paling baik. Semangat UUUNNNNN!!!!!! #Allahuakbaaarrrrr!!!!!! 




Senin, 28 Januari 2013

sembilan

Derzione! Makin hari makin sayang sama kalian tu. Makin mau lulus makin ga mau pisah. Berapa hari lagi nih kita UN? Sebenernya kalau UN sih kita pasti bareng-barenglah hadapinnya. Sekalas ya kita ntar, tiap orang kita beda beda paketnya. kan sekelas ada 20 paket, katanya :D tapi sehabis UN pada pisah nih kita :( Emang sih ga semua, ada yang balik di deki lagi, ada yang sekolahnya barengan, tapi yang pasti kita jangan sampai saling melupakan dan lost contact ya nanti. Sayang bangetlah sama kalian. 3 tahun masa SMP yang banyak banget warna bergradasi disini, di tahan Sunda inilah pastinya, semua itu karena kalian selalu bikin cerita, cerita masa muda. Ada yang saling suka lah, saling pendem rasa lah, saling berkolaborasi layaknya saudara sendiri. Yah, wajar saja sih, kan kita kaula muda haha :D
eh tahpiz dulu yaaa.. salamualaikuum !!